Laman

Rabu, 11 Maret 2009

Telkom Bekerjasama dengan IMU Melakukan Sosialisasi Internet ke SMP dan SMA Pekalongan dan Batang

Telkom sebagai salah satu BUMN tentunya harus memberikan kontribusi semaksimal mungkin dalam rangka mecerdaskan anak bangsa. Melalui Tehnologi Informasi & Komunikasi di SMA 4 Pekalongan. PT. TELKOM Memberikan kesempatan pada IMU untuk memberikan Sosialisasi Internet SPEEDY dan Telkom Flexi diruang Labolatorium Komputer, sosialisasi tersebut dihadiri oleh para orang tua murid dan guru-guru smp dan sma Pekalongan dan Batang

IMU Mensosialisasikan Internet SPEEDY, baik dampak positf maupun dampak negatif, serta memberikan solusi untuk menahan dampak negatif dalam menggunakan internet yang sering disearch oleh kebanyakan orang yang semestinya tidak boleh.
Sehubungan dengan itu Bapak Minto Rahadi sekalu manajer data dan vas juga memberikan informasi tentang bagaimana penggunaan internet speedy dan informasi tentang keunggulan dari produk dari telkom terutama speedy.

Minggu, 25 Januari 2009

Penggunaan Parental Control bagi para Orang Tua

Dengan diundangkannya UU ITE salah satu hal yang paling membuat panik banyak orang adalah urusan esek-esek. Bagi para pengguna Internet, pada hari ini sebetulnya teknik memblok situs tidak baik sudah sedemikian mudahnya. Sebagian besar bahkan dapat dilakukan menggunakan software gratisan tidak perlu membayar se-peser-pun.

Pengguna Internet mempunyai beberapa pilihan, yaitu:
Menggunakan sistem operasi yang secara aktif memblok situs tidak baik.
Mencari software Parental Control
Menggunakan Browser Firefox dan menambahkan plugin Parental Control.
Menggunakan DNS dari OpenDNS.

Diantara beberapa teknik di atas, teknik menggunakan browser Firefox dengan mengaktifkan plugin Parental Control barangkali merupakan cara yang paling sederhana yang dapat digunakan oleh para pengguna Internet.

Bagi para pengguna / end user yang masih menggunakan Windows. Ada baiknya mencari di Google dengan keyword “Parental Control”, memang kebanyakan software di Windows berbayar, bukan gratisan. Walau ada yang gratis.

Kami memilih salah satu software parental control yang mudah digunakan yakni NetDog Filter. Bagi yang ingin mendownloadnya silahkan klik link dibawah ini.

yang ini software trial :
Software (trial)


ini untuk yang gratis :
software 1 (free)

software 2 (free) + Panduan

Jumat, 16 Januari 2009

VIEW KEGIATAN

Kegiatan IMU Community dengan Anak Jalanan :






























Berbagi IT Dengan Anak Jalanan Dan Anak Putus Sekolah

IMU COMMUNITY BERBAGI DUNIA IT


Setelah beberapa kegiatan road to schoolnya yang telah diselenggarakan, kini imu community kembali melakukan kegiatan berbagi ilmunya....


dengan tema "Berbagi IT Bersama Anak Jalanan dan Anak Putus Sekolah"

imu melakukan aktifitasnya berbagi ilmu dengan anak jalanan dan anak putus sekolah yang dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 29 Desember 2008 s/d 1 Januari 2009:


walaupun dilakukannya pada akhir bulan dan akhir tahun baru juga tahun barunya, antusias peserta pelatihan sangat besar , itu menandakan walau mereka putus sekolah? tapi mereka sangat ingin sekolah seperti yang lainnya. karena faktor keuanganlah yang menyebabkan mereka tak mampu sekolah ,


maka dimohon para pejabat pemerintahan daerah maupun pusat agar liriklah mereka yang ptus sekolah agar bisa sekolah kembali dan wujudkanlah cita-cita mereka......


imu community hanya bisa mewujudkan mereka secara singkat saja,


Sebenarnya masih ada puluhan teman kita yang pintar dan cerdas tapi ia orang yang tidak mampu. Kita lihat bersama teman saya yang kaya dan keluarganya banyak uangnya. Ia tidak pernah mendapatkan ranking dan nol prestasi. Bahkan ia nakal sekali karena tertipu kesenangan dunia. Kini ia bisa kuliah karena uangnya banyak.


Marilah kita khususnya para mahasiswa tentunya mensyukuri karena kita bisa menikmati kuliah. Mensyukurinya bagaimana? Yakni dengan wujud rajin belajar dan menebarkan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain.


Perlu diketahui bahwa seburuk buruknya manusia adalah manusia yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain. Tapi, manusia itu menyia-nyiakannya. Sebagai contohnya adalah kita yang punya uang banyak untuk sekolah tapi hanya untuk main-main dan senda gurau belaka. Itulah wujud bagi orang orang yang tidak bersyukur dan nantinya akan di azab.


Sesungguhnya belum tentu orang miskin itu benar-benar tidak mampu. Mereka hanya bermasalah dalam segi ekonomi. Sulitnya mencari sekeping uang. Menurut saya jika orang-orang miskin tersebut memiliki uang lalu bisa sekolah. Bisa jadi orang miskin tersebut mampu memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.


Nah, di sini. Jiwa kepemimpinan yang baik seperti apa? Jawabannya cukup sederhana yakni menyayangi dan memberi pertolongan tulus dari dasar hati kepada orang yang dirasa tidak mampu. Sekali lagi, jangan menganggap remeh orang miskin.


Kita amati bersama. Pasal 34 menetapkan bahwa "Fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh Negara". Sebelum kami memberikan solusi menolong anak putus sekolah yang tidak mampu. Kita amati lagi baik baik.


Pasal 27 ayat (2) yang menetapkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Kami pun bertanya dengan tenangnya hati. Apakah para pengatur negara dan pemerintah setempat sudah lulus ujian mengenai pasal pasal. Atau mereka membuat pasal sendiri tanpa sepengetahuan rakyat. Bukannya pasal 34 dan 27 ini bertentangan dengan fenomena pengasingan orang miskin yang sudah tidak dianggap lagi oleh negara sekarang ini.


Janganlah terlalu memandang sebuah opini dan teori. Implementasikan atau laksanakan dengan seikhlas-ikhlasnya. Dua solusi untuk menolong anak putus sekolah yang tidak mampu yang sangat kita sayangi menurut pendapat rakyat Indonesia yang baik adalah:


  1. Membangun sekolah rakyat yang baik diperuntukkan bagi anak terlantar dan tidak mampu. Tidak dipungut biaya apa pun dikarenakan ketidaksanggupan membiayainya karena kemiskinan di mana pendirian sekolah tersebut seluruhnya ditanggung pemerintah setempat. Pemerintah setempat memiliki kewajiban melindungi dengan sikap tegas. Sekolah rakyat tersebut disetarakan dengan SD, SMP, SMA, dan Universitas yang berkualitas.

  2. Jika negara dan pemerintah setempat tidak sanggup membiayai pembangunan sekolah bahkan yang sederhana sekali pun, kita, terutama warga negara yang memiliki uang gaji berlebih seharusnya memberikan sebagian uangnya kepada anak miskin untuk bersekolah. Itu saja.


Milyaran rupiah uang pemerintah dikorup dan mungkin hanya untuk dihambur-hamburkan.


Orang miskin saja yang ingin mendapatkan secuil nasi sangatlah sulit. Mereka justru membawa-bawa dosa entah ke mana. Dengan seenaknya lagi.Bukankah alangkah baiknya jika uang milyaran tersebut untuk membangun sekolah rakyat yang baik. Yaitu mampu melahirkan lulusan yang cerdas dan Sumber Daya Manusia yang bagus. Lumayan kan negara kita memiliki SDM yang bagus. Belum lagi Sumber Daya Alamnya yang dikatakan dunia bahwa Indonesia memiliki SDA terbesar dan nomor 1 terkaya sedunia.


Bisa jadi Indonesia menjadi Negara paling maju dan pintar di seluruh dunia. Pintar yang bagaimana? Pasti kita semua bertanya. Yakni pintar mengolah SDA yang ada di negara kita. Sebagai contohnya adalah kayu dan rotan yang saat ini diam-diam lagi diincar Negara lain.Membangun sekolah rakyat tersebut tidak perlu super mewah cukup sederhana saja. Katanya biar hemat dan efisien (melakukan kegiatan dengan benar). Namun, gurunya itu. Gurunya itu diusahakan menumbuhkan sikap GIGIH.


Apa itu GIGIH? GIGIH adalah sebangsa kerja keras tapi dilakukan secara terus-menerus untuk mencapai kualitas yang baik tentunya. Karena guru termasuk faktor utama menjadikan SDM kita bagus atau tidaknya walaupun ada faktor utama yang lain semisal lingkungan teman kita.


Kita amati dengan baik pasal berikut ini. Kami menyebutkan beberapa pasal dari tadi bukan berarti kita lupa dengan ajaran agama kita. Pasal 31 ayat (1) yang menetapkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran". Semoga para pengatur negara dan pemerintah khususnya paham mengenai pasal ini. Insya Allah.


Jadi, kesimpulan yang kami jelaskan di atas adalah anak putus sekolah yang tidak mampu sebenarnya bisa ditolong yakni tanpa disadari adalah kita pelakunya. Bukan masyarakat yang tidak mampu pelakunya melainkan kita yang memiliki uang berlebih.


Alangkah baiknya jika uang kita yang banyak itu diberikan sebagian kepada anak-anak miskin hanya untuk sekolah. Agar anak-anak kita besok bisa mengolah SDA yang tersedia di Indonesia karena mereka sudah memiliki ilmu mengolah dan dididik dengan baik sekaligus dinamis.Rangga (Pramudya - suaraPembaca, Jumat, 30/11/2007 10:02 WIB)

IMU © 2009. Design by :rlg Sponsored by: ------ Commentcute